Hubungan Indeks Massa Tubuh IMT Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Balen Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro Tahun 2020

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Siti Patonah
Agus Ari Afandi
Ermaya Resi

Abstract

Obesitas merupakan faktor risiko yang telah banyak diteliti terhadap terjadinya preeklampsia. Obesitas memicu kejadian preeklampsia melalui beberapa mekanisme, yaitu berupa superimposed preeclampsia, maupun melalui pemicu-pemicu metabolit maupun molekul-molekul mikro lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan IMT dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di Puskesmas Balen Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro.
Desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah semua ibu hamil di Puskesmas Balen Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro Pada Bulan April 2020 sebanyak 291 orang, sedangkan sampelnya adalah Sebagian ibu hamil di Puskesmas Balen Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro Pada Bulan April 2020 sebanyak 74 orang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengambilan data dengan lembar observasi buku KIA karena ada pandemi covid 19 maka peneliti meminta foto buku KIA melalui WA ibu hamil dan analisa data dengan chi square.
Hasil penelitian dari 74 responden didapatkan bahwa mayoritas responden obesitas dengan preeklampsia berat sebanyak 36 responden 100 persen. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan IMT dengan preeklampsia pada ibu hamil di Puskesmas Balen Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro.
IMT berpengaruh terhadap preeklampsia. Semakin tinggi nilai IMT obesitas semakin tinggi pula resiko terjadi preeklampsia. Oleh karena itu, Sebaiknya responden menjaga berat badan agar tidak mengalami obesitas dengan cara tidak mengonsumsi karbohidrat secara berlebihan (menjaga pola makan ibu hamil) sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya preeklampsia pada saat hamil.
 
Kata Kunci: IMT, preeklampsia, ibu hamil.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##