VARIASI BAHAN MAKANAN CAMPURAN (BMC) DALAM MENINGKATKAN BERAT BADAN BALITA DENGAN GIZI KURANG (Statu Analisis di Desa Karangdayu Baureno Kabupaten Bojonegoro )

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

WIWIK UTAMI WIWIK UTAMI
Rahmawati Rahmawati

Abstract

Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa, supaya tumbuh dan kembangnya optimal harus terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Dewasa ini banyak makanan ringan yang enak, sedap dan menarik namun tidak bergizi. Anak balita belum bisa menentukan sendiri mana kebutuhan makan yang bergizi dan tidak khususnya makanan selingan/jajanan. Akibatnya banyak anak makan jajanan yang kurang mengandung gizi. Masalah gizi sampai saat ini adalah  gizi kurang dan gizi buruk merupakan salah satu dari lima masalah gizi nasional yang masih kita hadapi.  Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masalah gizi kurang ini adalah masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang bahan makanan campuran dan pemeliharaan gizi balita sehingga konsumsi zat gizi anak akan berkurang. Hal  ini menyebabkan melemahnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Keadaan ini akan semakin memperburuk status gizi anak. Kebutuhan zat gizi pada anak balita semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Apabila hal ini berlangsung terus menerus, status gizi anak semakin memburuk dan dapat menjadi gizi buruk. Anak yang berstatus gizi kurang  sewaktu-waktu dapat menjadi status gizi buruk Anak balita dengan usia 1-5 tahun merupakan fase pertumbuhan  anak yang memerlukan asupan zat gizi yang lebih banyak daripada usia dewasa. Kekurangan asupan gizi  pada usia 1-5 tahun akan menimbulkan gangguan pertumbuhan jaringan, sehingga rawan terjadinya gizi kurang dan gizi buruk. Pemberian Bahan Makanan Campuran (BMC)  dan edukasi pemberian makanan yang benar sesuai umur anak merupakan salah satu solusinya (Almatsier Sunita, 2001 : 37). Bahan Makanan Campuran bisa diberikan sebagai selingan diantara makanan pokok. Bahan makan ini terdiri dari campuran antara kedelai dan beras karena mudah didapat dan mudah diolah sebagai jajanan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan berat badan balita (1-5 tahun) yang diberikan jajanan Bahan Makanan Campuran (BMC) dan tidak pada gizi kurang di desa Karangdayu Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro tahun 2012.Penelitian ini  merupakan eksperimen semu, dengan desain time series, dimana variabel diukur lebih dari satu kali untuk mengungkapkan pengaruh BMC terhadap perubahan berat badan. Populasinya semua balita dengan gizi kurang sebanyak  26, sampel diambil dengan teknik simple random sampling dengan besar sampel 12 responden kelompok perlakuan dan 12 responden sebagai kontrol. Variabel indenpendennya adalah pemberian BMC dan variabel dependennya adalah berat badan. Data dikumpulkan dan dianalisis secara deskriftif dengan distribusi frekuensi dan analitik dengan uji statistiuk anova repeated measure untuk menguji pengaruh BMC pada kelompok perlakuan dan Analisis independent sample t-test untuk menguji perbedaan berat badan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.Hasil penelitian menunjukkan Balita Gizi kurang di Desa Karangdayu sebagian besar wanita berusia antar 25-36 bulan, dengan riwayat berat badan lahir semua lebih dari 2500mg, anak pertama, status imunisasi lengkap, tidak ada pantangan makanan, dalam enam bulan terakhir rata-rata pernah mengalami penyakit ISPA (Infeksi Saluran nafas Atas) dan  jika sakit di bawa ke petugas kesehatan. Umumnya ibu responsen berusia antara 21-40 tahun ayah lebih dari 40 tahun,  pendidikan rata-rata dasar (SMP), jumlah anak rata-rata 2 orang, pekerjaan ibu rumah tangga sedangkan ayah  petani,  penghasilan di bawah UMR,  pengetahuan tentang Gizi cukup. Meskipun tidak menonjol, tetapi dapat dilihat terjadinya kenaikan berat badan pada minggu pertama dan kedua setelah diberi BMC, dengan tren yang semakin meningkat seiring waktu. Pada kelompok perlakuan, tren berat badan cenderung terus meningkat, sedangkan pada kelompok kontrol tren berat badan cenderung tetap dan menurun. minggu pertama dan minggu kedua setelah diberi BMC. Hubungan linear  ditunjukkan dengan sig. 0,002, artinya hubungan BMC terhadap berat badan linear, Ada perbedaan berat badan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, dengan nilai mean yang ditunjukkan pada kelompok perlakuan 10.744 dan kelompok kontrol 9.7808.Kesimpulannya semakin lama diberikan BMC pada balita Gizi kurang, maka berat badan semakin meningkat. Berat badan balita gizi kurang yang diberi BMC lebih baik daripada yang tidak diberi BMC ada perbedaan berat badan sebelum diberi BMC. Hendaknya orang tua menambah pengetahuan dan senantiasa membuatkan jajanan BMC sebagai jajanan yang mengandung nilai kalori dan protein yang tinggi. Serta membuat variasi jajanan yang lainnya selain menu pada penelitian serta menciptakan menu baru supaya anak tidak bosan. Kader Posyandu memotivasi kepada ibu balita senantiasa membawa anaknya ke posyandu. Puskesmas hendaknya mengajari kader untuk memantau balita Gizo kurang dan memberikan penyuluhan secara berkala misalnya tiap bulan. Dinas Kesehatan memberi pelatihan penanganan gizi kurang dan memantau Gizi kurang supaya tidak menjadi Gizi buruk. Kata kunci: Bahan Makanan Campuran, balita, Gizi kurang.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##