Evaluasi Pengobatan Artemisinin Combination Therapy pada Penderita Malaria Tertiana di Puskesmas Pandean Trenggalek
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium sp. yang ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles. World Health Organization (WHO) menganjurkan penggunaan Artemisin Combination Therapy (ACT) sebagai pengobatan garis pertama (first-line therapy) terhadap malaria di seluruh dunia. Artemisinin akan membunuh segera sebagian besar parasit malaria pada awal pengobatan dan primakuin akan membunuh parasit pada tahap selanjutnya. Hasil pengobatan ACT dapat dinilai selama 14 hari atau beberpa tahun kemudian untuk memastikan tidak adanya kekambuhan atau infeksi ulang Plasmodium sp. Puskesmas Pandean Trenggalek mengidentifikasi malaria pada penduduk lokal pada tahun 2017-2019 dan mereka terinfeksi Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi pengobatan ACT pada penderita malaria tertiana di Puskesmas Pandean Trenggalek.
Penelitian ini mengunakan desain Studi Cross Sectional dan teknik total sampling. Sebanyak 29 pasien malaria dengan infeksi Plasmodium vivax diambl sampel darahnya kemudian dibuat hapusan darah tipis untuk di identifikasi keberadaan Plasmodium vivax. Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa Plasmodium vivax tidak teridentifikasi pada semua sampel. Evaluasi pengobatan malaria tertiana menggunakan ACT di Puskesmas Pandean Trenggalek adalah berhasil dan menunjukan hasil 100% pasien tidak terjadi kekambuhan atau re-infeksi.
Kata kunci: Artemisin Combination Therapy, Malaria, Plasmodium vivax
Penelitian ini mengunakan desain Studi Cross Sectional dan teknik total sampling. Sebanyak 29 pasien malaria dengan infeksi Plasmodium vivax diambl sampel darahnya kemudian dibuat hapusan darah tipis untuk di identifikasi keberadaan Plasmodium vivax. Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa Plasmodium vivax tidak teridentifikasi pada semua sampel. Evaluasi pengobatan malaria tertiana menggunakan ACT di Puskesmas Pandean Trenggalek adalah berhasil dan menunjukan hasil 100% pasien tidak terjadi kekambuhan atau re-infeksi.
Kata kunci: Artemisin Combination Therapy, Malaria, Plasmodium vivax